Kamis, 10 April 2014

**KULINER SAUN PEDAS DI DESA KESEPUHAN CITOREK**




*AAN DWI*
 
Sebagai negara kepulauan serta memiliki ragam suku, tidak dipungkiri Indonesia memiliki keunikan-keunikan tersendiri disetiap pulaunya. Mulai dari bahasa, pakaian adat, kebiasaan, budaya dan tentu saja kuliner. 
Keunikan ini tidak hanya diketahui oleh orang Indonesia saja keunikan dari budaya Indonesia pun sudah terdengar di luar negeri. 

Salah satu yang paling mereka ketahui tentang Indonesia adalah kuliner.
Kuliner adalah  sesuatu yang erat kaitanya dengan kehidupan yang biasanya dikonsumsi dalam sehari-hari guna menambah dan memberikan energi didalam tubuh.

Di setiap daerah di Indonesia, memiliki beragam makanan khas, baik dari segi penyajian ataupun dari keaslian tradisional daereh nya masing-masing.

Seperti hal nya soun atau saun. Sekilas namapak tak ada yang menarik dari kuliner saun ini, karna di setiap daerah di Indonesia sudah mengenal soun.
Soun  merupakan makan pelengakaap yang di sajikan dengan di tambahkan bermacam hidangan seperti baso, keroket, dan lain-lain, Mungkin  hal tersebut sudah biasa kita temui di seluruh Indonesia. Namun kali ini nampak ada perbedaan yang di perlihatkan oleh warga citorek terhadap olahan soun.

gambar: 1

menurut warga masyarakat citorek, yang sebagaian  besar konsumen kuliner khas citorek ini mengatakan bahwa, soun merupakan bagian maknan pokok selain dari pada nasi, dengan ciri khaas nya yang sangat pedas. selain itu sebagai daerah adat, citorek melarang keras untuk menjual nasi, maka sebagai sampingan mata pencahrian, maka warga citorek membuat olahan soun untuk di jaual atau di konsumsi sendiri.  warga citorek mulai mengenal soun di perkirakan dari tahun 90 an.

Adapun cara pengolahan soun tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama: soun di rebus kemudian di tiriskan untuk membuang air nya, setelah itu taburi bawang dan minyak agar lebih harum wangi nya.

Yang kedua adalah memasak sambel. Yang membedakan soun citorek dan soun lain adalah sambel nya yang cukup pedas sekali. Kemudian setelah sambel di masak, jika kita ingin menyantap nya maka sambel di aduk dengan soun, maka soun pun siap di santap.

Adapun Bahan yang di butuhkan untuk membuat olahan soun antara lain, soun, cabe keriting, bawang merah, gula, dan penyedap rasa. 

gambar: 2 


Hal di atas merupakan sebuah catetan kecil tentang soun. Namun beberapa tahun belakangan ini soun di citorek mulai tidak di perhatikan lagi. Yang di akibatkan karena pada zaman sekarang terjadi serbuan kuliner asing yang datang ke indonesia  baik itu untuk makanan ringan maupun makanan pokok, hingga mengakibatkan masyarakat kita lebih memilih kuliner asing.

Padhal pelestarian kuliner rakyat ini merupakan suatu keharusan yang wajib kita laksanakan sebagai suatu ciri khas yang di miliki daerah tertentu.


Seorang mantan Presiden Soeharto (Oka A.Yoeti,1985;51), menyatakan betapa pentingnya memperkokoh warisan budaya bangsa untuk memperkuat kepribadian, sebab jika tidak kepribadian bangsa akan menjadi lembek dan lemah. Sebab tidak mustahil warisan budaya Indonesia akan lenyap dilanda arus pembangunan, globalisasi dan modernisasi yang mengalir dengan derasnya. Bila hal itu terjadi bangsa ini akan kehilangan miliknya yang sangat berharga dan lenyap tanpa bekas.

Walau hanya sekilas catetan tentang kuliner soun, penulis berharap, semoga kuliner soun tetap lestari, dan menjadi sebuah ciri khas makanan  warga masyarakat citorek.







HATUR NUHUN............


Sumber:
Sarwiti (32 tahun ). Yang memperoduksi kuliner soun citorek.
Euis (23 tahun ). Konsumen kuliner soun citorek.










2 komentar:

  1. Bener banget pak saun itu nikmat di santap di kala masih anget + sambel yang pedas, di pagi hari / sore hari

    BalasHapus