Sabtu, 12 April 2014

Implementsi Gotong Royong Di Daerah Industri Baru








*AAN DWI* 

KATA PENGANTAR 

puji dan syukur penulis limpahkan kehadirat ALLAH SWT. Atas  rahamat dan karunia -Nya yang senantiasa di curahkan. sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulisan ini. walau sangat sederhana sekali.
tanpa dorongan dari berbagai pihak, penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan karya tulis ini.   

Ucapan terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada: 

1.      Weni widawati bastaman mpd.  Selaku Dosen pembing I
2.      Arif permna putra mpd.  Selaku dosen pembingbing II
3.      Mudriah Mpd. Selaku dosen pembingbing III
4.      Ayahanda dan ibunda serta ade tercinta yang  telah memberikan do’a dan dorongan baik moril maupun materil sampai penelitian ini selesai;
5.      Sahabat – sahabat seperjuangan. Nurdin wiguna, Nurhasnah, Euis susilawati, Ukim,  dan Agit kurniwan. yang sudah memberikan arahan, dukungan dan dorongan  yang begitu luar biasa kepada penulis sehiangga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini. 

Besar harapan semoga tulisan ini bisa bermanfaat khusus nya bagi penulis, umum nya bagi pembaca.



 Citorek, 12 april, 2014


Penulis









   Latar Belakang 


Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia khususnya kp. Citorek kecamatan cibeber kab. Lebak banten,  mayoritas waraga citorek sangat mengalamalkan nilai-niali pancasiala, terutama yang tertuang dalam  sila ke- 3 yaitu “Persatuan Indonesia”. Perilaku gotong royong yang telah dimiliki Bangsa Indonesia sejak dahulu kala.  
Gotong royong merupakan keperibadian bangsa dan merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong tumbuh dari kita sendiri, prilaku dari masyarakat.

Namun seiring dengan waktu yang berjalan, perilaku kegotong royongan mulai memudar akibat pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia khususnya di Kp. Citorek yang di katakan sebagai daerah industri baru. Seperti budaya individualisme dan materialisme yang telah merambah daerah perkotaan. Hingga mengakibatakan perkampungan pun yang dulu nya kumuh dan penuh rasa persaudaraan kinih mulai punah.

Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya individualisme pada masyarakat, maka penulis melakukan penelitian lasung untuk mencari  fakta  terhadap pengaruh budaya individualisme dan materialisme ini.


 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Apakah yang menadasari masyarakat  mulai tidak menerapakan gotong royong?
2.      Bagaimana perkampungan tidak menerapkan gotong royong ?



 PEMBHASAN

Implementsi Gotong Royong Di Daerah Industri Baru

 Pengertian Gotong Royong

Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan.

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar.

Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada di Kp. citorek. Karena, dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong. 

Dengan demikian segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju.
Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat.

Dibandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memperlambat pembangunan di suatu daerah. Karena individualisme itu dapat menimbulkan keserakahan dan kesenjangan diantara masyarakat di pedesan  tersebut.

Perubahan ekonomi Indonesia di bawah rezim Soeharto memungkinkan masuknya modal asing dan liberalisasi. Nilai-nilai budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari ekonomi agraris ke industri. Indusri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga bersifat materialistik. Maka nilai kegotong royongan pada masyarakat telah memudar.

Bentuk lain perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia. Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia seperti  yang hidup nya individualis. Hal Ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera ditindaklanjuti bersama.

Contoh sederahana adalah ketika suatu masyarakat ada pada kalangan sederhana atau dalam mata pencaharian yang setara maka nilai gotong royong akan di junjung tinggi. Seperti halnya ketika ada yang membanguan rumah, fasilitas umum maka hampir setiap masayarakat ikut untuk membantu nya.   

Tetapi perbedaan ketika mata pencaharian berbeda maka nilai gotong royong pun nyaris punah.  Perubahan yang terjadi pada masyarakat akan mempengaruhi budaya. Ini akan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan yang lain. Tidak heran bila budaya lokal akan mengalami perubahan ini terjadi dalam masyarakat sekitar banten selatan, yang mulai maju dalam ekonomi.






Kesimpulan

Dari uraian di atas penulis dapat  simpulakan bahwa mata pencahrain yang meningkat bisa menimbulkan pola fikir masyarakat untuk hidup individualisme.
Selain itu pola pola pikir yang individualisme akan menimbulkan perubahan budaya terutama adalah budaya  gotoyng royong. 
Dari analisis menunjukkan gotong royong di kalangan masyarakat perkampungan masih dianggap penting untuk mempererat hubungan silaturahmi, dan meringankan beban. Namun pada era globalisasi, masyarakat semakin maju dan memiliki aktivitas yang berbeda dan serba sibuk, maka kesadran individual sanagat di butuhkan.


Saran
Dalam hal ini, saran yang ingin saya sampaikan adalah. peningkatan nilai ekonomi adalah hal yang wajib kita syukuri akan tetapi jangan sampai meninggalkan nilai-nilai asli Indonesia yaitu gotong royong, selain itu, penulis berapkan agar masyarakat dapat meningkatkan kesadarannya dalam kegiatan bergotong royong.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar