*AAN DWI*
KATA PENGANTAR
puji dan syukur penulis limpahkan kehadirat ALLAH SWT. Atas rahamat dan karunia -Nya yang senantiasa di curahkan. sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulisan ini. walau sangat sederhana sekali.
tanpa dorongan dari berbagai pihak, penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan karya tulis ini.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada:
1. Weni
widawati bastaman mpd. Selaku Dosen
pembing I
2. Arif
permna putra mpd. Selaku dosen
pembingbing II
3. Mudriah
Mpd. Selaku dosen pembingbing III
4.
Ayahanda dan ibunda serta ade tercinta
yang telah memberikan do’a dan dorongan
baik moril maupun materil sampai penelitian ini selesai;
5.
Sahabat – sahabat seperjuangan. Nurdin
wiguna, Nurhasnah, Euis susilawati, Ukim,
dan Agit kurniwan. yang sudah memberikan arahan, dukungan dan
dorongan yang begitu luar biasa kepada
penulis sehiangga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini.
Besar harapan semoga tulisan ini bisa bermanfaat khusus nya bagi penulis, umum nya bagi pembaca.
Besar harapan semoga tulisan ini bisa bermanfaat khusus nya bagi penulis, umum nya bagi pembaca.
Citorek, 12 april, 2014
Penulis
Latar Belakang
Gotong
royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia khususnya kp. Citorek kecamatan
cibeber kab. Lebak banten, mayoritas
waraga citorek sangat mengalamalkan nilai-niali pancasiala, terutama yang tertuang dalam sila ke- 3 yaitu
“Persatuan Indonesia”. Perilaku gotong royong yang telah dimiliki Bangsa
Indonesia sejak dahulu kala.
Gotong royong merupakan keperibadian bangsa dan
merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong
royong tumbuh dari kita sendiri, prilaku dari masyarakat.
Namun
seiring dengan waktu yang berjalan, perilaku kegotong royongan mulai memudar
akibat pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia khususnya di Kp. Citorek yang di katakan sebagai daerah industri baru.
Seperti budaya individualisme dan materialisme yang telah merambah daerah
perkotaan. Hingga mengakibatakan perkampungan pun yang dulu nya kumuh dan penuh
rasa persaudaraan kinih mulai punah.
Oleh karena
itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya individualisme pada
masyarakat, maka penulis melakukan penelitian lasung untuk mencari fakta terhadap pengaruh budaya individualisme dan
materialisme ini.
Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
yang menadasari masyarakat mulai tidak
menerapakan gotong royong?
2. Bagaimana
perkampungan tidak menerapkan gotong royong ?
PEMBHASAN
Implementsi Gotong Royong Di Daerah Industri Baru
Pengertian Gotong Royong
Gotong
royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan
ringan.
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan
secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan
lingkungan sekitar.
Sikap gotong royong itu seharusnya
dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada di Kp. citorek.
Karena, dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan
setiap kegiatan dengan cara bergotong royong.
Dengan demikian segala sesuatu yang
akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya
pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju.
Bukan itu saja, tetapi dengan adanya
kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku
gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat.
Dibandingkan dengan cara
individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memperlambat
pembangunan di suatu daerah. Karena individualisme itu dapat menimbulkan
keserakahan dan kesenjangan diantara masyarakat di pedesan tersebut.
Perubahan ekonomi Indonesia di bawah
rezim Soeharto memungkinkan masuknya modal asing dan liberalisasi. Nilai-nilai
budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi bagian dari hidup masyarakat
Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari
ekonomi agraris ke industri. Indusri berkembang maju dan pada zaman sekarang
tatanan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga
bersifat materialistik. Maka nilai kegotong royongan pada masyarakat telah
memudar.
Bentuk lain
perubahan sosial budaya di Indonesia adalah tergerusnya budaya asli Indonesia.
Perlu diketahui bersama bahwa tidak sedikit dari kebudayaan kita yang sudah
mulai punah. Meskipun demikian, banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat
dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia seperti yang hidup nya individualis. Hal Ini sangat
mengkhawatirkan dan perlu segera ditindaklanjuti bersama.
Contoh sederahana adalah ketika suatu
masyarakat ada pada kalangan sederhana atau dalam mata pencaharian yang setara maka
nilai gotong royong akan di junjung tinggi. Seperti halnya ketika ada yang
membanguan rumah, fasilitas umum maka hampir setiap masayarakat ikut untuk
membantu nya.
Tetapi perbedaan ketika
mata pencaharian berbeda maka nilai gotong royong pun nyaris punah. Perubahan
yang terjadi pada masyarakat akan mempengaruhi budaya. Ini akan
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan yang lain. Tidak heran bila budaya lokal
akan mengalami perubahan ini terjadi dalam masyarakat sekitar banten selatan, yang
mulai maju dalam ekonomi.
Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat simpulakan bahwa mata pencahrain yang
meningkat bisa menimbulkan pola fikir masyarakat untuk hidup individualisme.
Selain itu pola pola pikir yang
individualisme akan menimbulkan perubahan budaya terutama adalah budaya gotoyng royong.
Dari analisis menunjukkan
gotong royong di kalangan masyarakat perkampungan masih dianggap penting untuk
mempererat hubungan silaturahmi, dan meringankan beban. Namun pada era
globalisasi, masyarakat semakin maju dan memiliki aktivitas yang berbeda dan
serba sibuk, maka kesadran individual sanagat di butuhkan.
Saran
Dalam hal ini, saran yang ingin saya sampaikan
adalah. peningkatan nilai ekonomi adalah hal yang wajib kita syukuri akan
tetapi jangan sampai meninggalkan nilai-nilai asli Indonesia yaitu gotong
royong, selain itu, penulis berapkan agar masyarakat dapat meningkatkan
kesadarannya dalam kegiatan bergotong royong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar